Kenangan Masa Kecil yang Terukir
Sudah sepuluh tahun berlalu sejak aku masih bayi. Rasanya seperti baru kemarin aku merangkak dan jatuh dari tempat tidur bayi. Sekarang aku sudah tumbuh menjadi seorang remaja yang aktif dan penuh semangat. Namun, kenangan masa kecilku masih membekas dalam ingatanku.
Saat itu aku masih terlalu kecil untuk mengingat apapun. Namun, dari cerita orang tua dan foto-foto masa kecilku, aku bisa membayangkan bagaimana aku dulu. Aku tahu aku sangat manja, selalu menangis dan minta digendong ketika tidak ada orang tua di dekatku.
Ketika aku berusia dua tahun, aku mulai belajar berjalan. Tentu saja, aku masih tidak stabil dan seringkali jatuh. Tetapi, aku tidak menyerah dan terus berusaha. Aku ingat betul betapa senangnya aku ketika berhasil berjalan tanpa terjatuh.
Tidak lama setelah itu, aku mulai belajar bicara. Suara cemprengku seringkali mengganggu telinga orang tua, tetapi mereka selalu sabar mengajari aku berbicara dengan benar. Aku ingat betul bagaimana aku berkali-kali mencoba mengucapkan kata “mama” dan “papa” dengan benar.
Ketika aku berusia empat tahun, aku mulai masuk sekolah. Aku ingat betul bahwa aku sangat senang bisa bertemu dengan teman-teman sebayaku dan belajar hal-hal baru. Aku juga ingat betul bagaimana aku menangis ketika harus ditinggal oleh orang tua di sekolah.
Saat itu aku sangat menyukai mainan. Aku punya banyak sekali mainan, dari boneka hingga mobil-mobilan. Aku ingat betul bagaimana aku seringkali bermain dengan mainan-maiananku dan membuat desain rumah-rumahan dengan bantuan kardus bekas.
Selain mainan, aku juga suka menonton kartun. Aku ingat betul bagaimana aku seringkali menonton kartun kesukaanku seperti Doraemon, Spongebob, dan Upin Ipin. Aku selalu tertawa dan senang ketika menonton kartun itu.
Ketika aku berusia enam tahun, aku mulai belajar membaca dan menulis. Aku ingat betul bagaimana aku seringkali membaca buku cerita dan menulis kalimat-kalimat pendek. Aku merasa sangat senang ketika bisa membaca dan menulis sendiri.
Saat itu, aku juga mulai bermain game. Aku ingat betul bagaimana aku seringkali bermain game di komputer dan bermain PlayStation bersama teman-temanku. Aku merasa sangat senang ketika bisa menyelesaikan level-level dalam game itu.
Ketika aku berusia delapan tahun, aku mulai mengembangkan minat pada olahraga. Aku mulai bermain sepak bola dan basket bersama teman-temanku. Aku ingat betul bagaimana aku seringkali berlatih dan bermain di lapangan.
Selain itu, aku juga suka bermain musik. Aku belajar bermain gitar dan piano. Aku ingat betul bagaimana aku seringkali bermain musik dan bernyanyi di depan teman-temanku.
Ketika aku berusia sepuluh tahun, aku merasa sangat senang karena aku bisa belajar banyak hal baru. Aku mulai tertarik pada sains dan teknologi. Aku ingat betul bagaimana aku seringkali membaca buku sains dan bermain dengan robot kecil yang aku beli.
Saat ini, aku sudah berusia enam belas tahun. Aku merasa senang bisa tumbuh menjadi seorang remaja yang aktif dan penuh semangat. Namun, kenangan masa kecilku masih terukir dalam ingatanku. Aku sangat bersyukur karena aku bisa memiliki masa kecil yang penuh dengan kebahagiaan dan kenangan indah.
Kesimpulan
Kenangan masa kecilku adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidupku. Meskipun sudah sepuluh tahun berlalu, kenangan itu masih membekas dalam ingatanku. Aku berharap bahwa aku bisa mengenang masa kecilku dengan bahagia dan meraih kesuksesan di masa depan.
Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!