Perkenalan
Di masa Demokrasi Terpimpin, Indonesia menjadi pusat perhatian dunia. Kebijakan politik luar negeri yang diambil oleh pemerintah Indonesia pada saat itu menjadi sorotan banyak negara.
Kebijakan Politik luar Negeri Indonesia
Kebijakan politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin mengarah pada sikap yang cenderung condong ke negara-negara sosialis, seperti Uni Soviet dan Tiongkok.
Peran Presiden Soekarno
Presiden Soekarno memiliki peran besar dalam kebijakan politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin. Beliau seringkali melakukan kunjungan ke negara-negara sosialis, seperti Uni Soviet dan Tiongkok.
Kebijakan Konfrontasi
Kebijakan Konfrontasi adalah salah satu kebijakan politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin yang paling kontroversial. Kebijakan ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap konsep neo-kolonialisme yang diusung oleh Inggris di Asia Tenggara.
Hubungan dengan Malaysia
Indonesia dan Malaysia pada saat itu adalah dua negara yang memiliki hubungan yang kurang baik. Kebijakan Konfrontasi yang diambil oleh pemerintah Indonesia menjadi salah satu faktor utama yang membuat hubungan kedua negara semakin memburuk.
Hubungan dengan Amerika Serikat
Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat pada masa Demokrasi Terpimpin cenderung tidak baik. Kebijakan politik luar negeri Indonesia yang condong ke negara-negara sosialis membuat Indonesia dianggap sebagai ancaman oleh Amerika Serikat.
Hubungan dengan negara-negara Eropa
Indonesia juga memiliki hubungan yang kurang baik dengan negara-negara Eropa pada masa Demokrasi Terpimpin. Kebijakan Konfrontasi yang diambil oleh pemerintah Indonesia membuat banyak negara Eropa memutuskan hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok
Indonesia memiliki peran yang penting dalam Gerakan Non-Blok pada masa Demokrasi Terpimpin. Indonesia seringkali menjadi mediator dalam perundingan antara negara-negara berkembang dan negara-negara maju.
Peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika
Indonesia juga memiliki peran yang penting dalam Konferensi Asia Afrika yang diadakan pada tahun 1955. Konferensi ini dihadiri oleh banyak negara Asia dan Afrika dan menjadi tonggak sejarah dalam pergerakan kemerdekaan negara-negara tersebut.
Akhir dari Masa Demokrasi Terpimpin
Masa Demokrasi Terpimpin akhirnya berakhir pada tahun 1965 setelah terjadinya Gerakan 30 September dan kejatuhan Presiden Soekarno. Setelah itu, Indonesia mengalami perubahan besar dalam kebijakan politik luar negerinya.
Kesimpulan
Pada masa Demokrasi Terpimpin, Indonesia memiliki kebijakan politik luar negeri yang condong ke negara-negara sosialis. Kebijakan politik luar negeri ini membuat Indonesia memiliki hubungan yang kurang baik dengan banyak negara, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Meski begitu, Indonesia juga memiliki peran yang penting dalam Gerakan Non-Blok dan Konferensi Asia Afrika.