Kulit adalah salah satu bahan alami yang digunakan untuk membuat barang-barang seperti tas, sepatu, jaket, dan sebagainya. Namun, tidak semua kulit yang dipakai itu adalah kulit asli dan berkualitas. Ada kulit yang sudah melalui proses kimiawi di pabrik sehingga harganya lebih murah dan mudah didapat. Kulit semacam itu disebut kulit sintetis.
Kulit sintetis biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia seperti poliuretan, polivinil klorida, atau karet. Bahan-bahan tersebut kemudian diolah menjadi sebuah lapisan yang menyerupai kulit asli. Meskipun terlihat mirip kulit, namun kulit sintetis memiliki kekurangan dibandingkan kulit asli.
Salah satu kekurangan kulit sintetis adalah daya tahan yang rendah. Kulit sintetis mudah rusak jika terkena air, panas, atau sinar matahari. Selain itu, kulit sintetis juga kurang nyaman dipakai karena tidak dapat menyerap keringat dengan baik. Kulit sintetis juga kurang tahan lama dibandingkan kulit asli.
Kulit asli sendiri berasal dari hewan seperti sapi, kambing, domba, dan sebagainya. Kulit asli memiliki kelebihan yaitu tahan lama, nyaman dipakai, dan dapat menyerap keringat dengan baik. Kulit asli juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari jenis hewan yang menjadi sumbernya.
Kulit sapi, misalnya, memiliki serat yang lebih tebal dan kuat dibandingkan dengan kulit kambing atau domba. Kulit sapi juga lebih tahan lama dan dapat dipakai untuk membuat barang-barang yang lebih tahan banting seperti sepatu atau tas yang digunakan untuk bepergian jauh.
Namun, kulit asli juga memiliki kekurangan yaitu harganya yang lebih mahal dibandingkan dengan kulit sintetis. Kulit asli juga membutuhkan perawatan yang lebih intensif agar tetap awet dan tidak rusak. Salah satu cara untuk merawat kulit asli adalah dengan memberikan pelembab khusus agar kulit tetap lembut dan tidak kering.
Proses pembuatan kulit asli sendiri melalui beberapa tahap. Pertama-tama, kulit yang sudah dipotong dari hewan direndam dalam air selama beberapa jam untuk menghilangkan kotoran dan darah. Kemudian, kulit dikeringkan dan dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Selanjutnya, kulit direndam dalam larutan kimia yang mengandung bahan pengawet dan pewarna. Proses ini disebut dengan proses pengawetan. Setelah itu, kulit dijemur sampai kering. Langkah terakhir adalah proses penyempurnaan, yaitu proses menghaluskan permukaan kulit agar menjadi lebih lembut dan halus.
Proses pengawetan inilah yang membuat kulit asli lebih tahan lama dan tidak mudah rusak. Namun, proses ini juga yang membuat kulit asli menjadi lebih mahal dibandingkan dengan kulit sintetis.
Sebagai konsumen, kita harus pandai memilih kulit yang akan kita beli. Jangan hanya memilih kulit yang harganya murah, namun tidak nyaman dipakai dan mudah rusak. Pilihlah kulit yang memang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan kita.
Bagi pengrajin barang-barang kulit, juga harus berhati-hati dalam memilih bahan baku. Pastikan bahwa bahan baku yang digunakan adalah kulit asli yang berkualitas agar hasil kerja mereka dapat bertahan lama dan memuaskan konsumen.
Meskipun kulit sintetis lebih murah dan mudah didapat, namun kulit asli tetap menjadi pilihan utama bagi mereka yang mengutamakan kualitas dan daya tahan. Sebab, kulit asli memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh kulit sintetis.
Kesimpulan
Kulit yang sudah melalui proses kimiawi di pabrik disebut kulit sintetis. Kulit sintetis dibuat dari bahan-bahan kimia seperti poliuretan, polivinil klorida, atau karet. Kulit sintetis memiliki kekurangan dibandingkan kulit asli yaitu daya tahan yang rendah, kurang nyaman dipakai, dan kurang tahan lama.
Kulit asli berasal dari hewan seperti sapi, kambing, domba, dan sebagainya. Kulit asli memiliki kelebihan yaitu tahan lama, nyaman dipakai, dan dapat menyerap keringat dengan baik. Namun, kulit asli juga memiliki kekurangan yaitu harganya yang lebih mahal dibandingkan dengan kulit sintetis dan membutuhkan perawatan yang intensif agar tetap awet.
Proses pembuatan kulit asli melalui beberapa tahap yaitu pembersihan, pengawetan, pengeringan, dan penyempurnaan. Proses pengawetan inilah yang membuat kulit asli lebih tahan lama dan tidak mudah rusak.
Kita harus pandai memilih kulit yang akan kita beli dan pengrajin harus berhati-hati dalam memilih bahan baku. Meskipun kulit sintetis lebih murah dan mudah didapat, namun kulit asli tetap menjadi pilihan utama bagi mereka yang mengutamakan kualitas dan daya tahan.
Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!