Sebagai seorang pelajar atau mahasiswa, pasti sudah tidak asing lagi dengan teks prosedur. Teks prosedur adalah jenis teks yang memberikan instruksi atau petunjuk tentang suatu hal atau kegiatan. Biasanya teks prosedur digunakan dalam bentuk manual atau panduan. Namun, tahukah kamu bahwa ada beberapa hal yang bukan merupakan ciri kebahasaan teks prosedur? Berikut penjelasannya.
1. Bahasa Persuasif
Ciri kebahasaan teks prosedur yang pertama adalah penggunaan bahasa yang tidak persuasif. Tujuan dari teks prosedur adalah memberikan instruksi atau petunjuk yang jelas dan mudah dipahami. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan haruslah lugas dan tidak mengandung unsur persuasi atau ajakan. Hal ini bertujuan agar pembaca tidak bingung dengan instruksi yang diberikan.
2. Penggunaan Kata Kiasan
Kata kiasan atau bahasa figuratif memang sering digunakan dalam teks sastra atau teks deskriptif. Namun, dalam teks prosedur penggunaan kata kiasan sebaiknya dihindari. Hal ini karena kata kiasan dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda pada pembaca. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan sebaiknya lugas dan jelas.
3. Bahasa Formal
Bahasa formal memang sering digunakan dalam teks akademis atau teks resmi. Namun, dalam teks prosedur sebaiknya dihindari penggunaan bahasa formal yang terlalu kaku. Penggunaan bahasa yang terlalu formal akan membuat instruksi atau petunjuk yang diberikan terkesan sulit dipahami dan membingungkan.
4. Penggunaan Kata Ganti Orang Ketiga
Penggunaan kata ganti orang ketiga seperti ia, dia, atau mereka sebaiknya dihindari dalam teks prosedur. Hal ini karena penggunaan kata ganti orang ketiga dapat menimbulkan kebingungan pada pembaca. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan kata ganti orang pertama seperti saya atau kita dalam teks prosedur.
5. Bahasa yang Sulit Dipahami
Ciri kebahasaan teks prosedur yang selanjutnya adalah bahasa yang sulit dipahami. Bahasa yang digunakan dalam teks prosedur sebaiknya mudah dipahami oleh pembaca. Hal ini bertujuan agar instruksi atau petunjuk yang diberikan dapat dimengerti dan diikuti dengan mudah.
6. Penggunaan Bahasa Slang
Bahasa slang atau bahasa gaul memang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Namun, dalam teks prosedur penggunaan bahasa slang sebaiknya dihindari. Hal ini karena bahasa slang dapat menimbulkan kebingungan pada pembaca yang tidak mengerti bahasa slang yang digunakan.
7. Penggunaan Singkatan
Penggunaan singkatan dalam teks prosedur sebaiknya dihindari. Hal ini karena singkatan dapat menimbulkan kebingungan pada pembaca yang tidak mengerti singkatan yang digunakan. Oleh karena itu, sebaiknya instruksi atau petunjuk yang diberikan ditulis dengan lengkap dan jelas.
8. Penggunaan Kata Ganti Nama
Penggunaan kata ganti nama seperti barang, benda, atau alat sebaiknya dihindari dalam teks prosedur. Hal ini karena penggunaan kata ganti nama dapat menimbulkan kebingungan pada pembaca. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan nama barang atau alat yang jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.
9. Bahasa yang Ambigu
Bahasa yang ambigu atau tidak jelas sebaiknya dihindari dalam teks prosedur. Hal ini karena bahasa yang ambigu dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda pada pembaca. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan sebaiknya lugas dan jelas.
10. Penggunaan Bahasa Asing
Penggunaan bahasa asing sebaiknya dihindari dalam teks prosedur. Hal ini karena penggunaan bahasa asing dapat menimbulkan kebingungan pada pembaca yang tidak mengerti bahasa asing yang digunakan. Oleh karena itu, sebaiknya instruksi atau petunjuk yang diberikan ditulis dalam bahasa Indonesia yang mudah dipahami oleh pembaca.
11. Penggunaan Jargon
Penggunaan jargon atau bahasa khusus dalam suatu bidang sebaiknya dihindari dalam teks prosedur. Hal ini karena penggunaan jargon dapat menimbulkan kebingungan pada pembaca yang tidak mengerti jargon yang digunakan. Oleh karena itu, sebaiknya instruksi atau petunjuk yang diberikan ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.
12. Bahasa yang Tidak Objektif
Bahasa yang tidak objektif atau mengandung unsur subjektivitas sebaiknya dihindari dalam teks prosedur. Hal ini karena bahasa yang tidak objektif dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda pada pembaca. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan sebaiknya lugas dan jelas.
13. Bahasa yang Berbelit-belit
Bahasa yang berbelit-belit atau sulit dipahami sebaiknya dihindari dalam teks prosedur. Hal ini bertujuan agar instruksi atau petunjuk yang diberikan dapat dimengerti dan diikuti dengan mudah oleh pembaca.
14. Penggunaan Bahasa yang Tidak Sesuai dengan Pembaca
Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan pembaca sebaiknya dihindari dalam teks prosedur. Hal ini bertujuan agar instruksi atau petunjuk yang diberikan dapat dimengerti dan diikuti dengan mudah oleh pembaca. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan latar belakang atau tingkat pemahaman pembaca.
15. Penggunaan Bahasa yang Tidak Sehati dengan Tujuan
Bahasa yang tidak sehati dengan tujuan atau tidak sesuai dengan konteks sebaiknya dihindari dalam teks prosedur. Hal ini karena bahasa yang tidak sehati dengan tujuan dapat menimbulkan kebingungan pada pembaca. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan sebaiknya sesuai dengan tujuan atau konteks yang dituju.
16. Penggunaan Kata-kata Berlebihan
Penggunaan kata-kata berlebihan sebaiknya dihindari dalam teks prosedur. Hal ini bertujuan agar instruksi atau petunjuk yang diberikan mudah dipahami dan tidak membingungkan pembaca. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan sebaiknya lugas dan jelas.
17. Penggunaan Bahasa yang Tidak Dapat Dijelaskan dengan Gambar
Bahasa yang tidak dapat dijelaskan dengan gambar sebaiknya dihindari dalam teks prosedur. Hal ini bertujuan agar instruksi atau petunjuk yang diberikan dapat dimengerti dengan mudah oleh pembaca. Oleh karena itu, sebaiknya instruksi atau petunjuk yang diberikan disertai dengan gambar atau ilustrasi yang jelas dan mudah dipahami.
18. Penggunaan Bahasa yang Tidak Sesuai dengan Tujuan Pembaca
Bahasa yang tidak sesuai dengan tujuan pembaca sebaiknya dihindari dalam teks prosedur. Hal ini bertujuan agar instruksi atau petunjuk yang diberikan mudah dipahami dan relevan dengan kebutuhan pembaca. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan tujuan pembaca.
19. Bahasa yang Tidak Jelas dan Tidak Terstruktur
Bahasa yang tidak jelas dan tidak terstruktur sebaiknya dihindari dalam teks prosedur. Hal ini bertujuan agar instruksi atau petunjuk yang diberikan mudah dipahami dan tidak membingungkan pembaca. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan sebaiknya terstruktur dan jelas.
20. Penggunaan Bahasa yang Tidak Sesuai dengan Konteks
Bahasa yang tidak sesuai dengan konteks sebaiknya dihindari dalam teks prosedur. Hal ini karena bahasa yang tidak sesuai dengan konteks dapat menimbulkan kebingungan pada pembaca. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan sebaiknya sesuai dengan konteks yang dituju.
Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri kebahasaan teks prosedur adalah bahasa yang lugas, jelas, dan mudah dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu, penggunaan bahasa persuasif, kata kiasan, bahasa formal yang terlalu kaku, kata ganti orang ketiga, bahasa yang sulit dipahami, bahasa slang, singkatan, kata ganti nama, bahasa yang ambigu, bahasa asing, jargon, bahasa yang tidak objektif, bahasa yang berbelit-belit, bahasa yang tidak sesuai dengan pembaca, bahasa yang tidak sehati dengan tujuan, kata-kata berlebihan, bahasa yang tidak dapat dijelaskan dengan gambar, bahasa yang tidak sesuai dengan tujuan pembaca, bahasa yang tidak jelas dan tidak terstruktur, serta bahasa yang tidak sesuai dengan konteks sebaiknya dihindari dalam teks prosedur.
Jumpa kembali di artikel menarik lainnya.