Pengantar
Menulis teks cerita sejarah bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan waktu, penelitian, dan ketelitian untuk bisa menulis sebuah teks cerita sejarah yang baik dan benar. Ada beberapa langkah yang perlu diikuti dalam menyusun teks cerita sejarah, namun banyak juga yang salah kaprah tentang langkah-langkah tersebut. Oleh karena itu, dalam artikel kali ini, kami akan membahas tentang hal-hal yang bukan langkah-langkah dalam menyusun teks cerita sejarah.
Menghindari Penggunaan Bahasa Asing
Salah satu hal yang sering dianggap sebagai langkah-langkah dalam menyusun teks cerita sejarah adalah menghindari penggunaan bahasa asing. Namun, sebenarnya penggunaan bahasa asing dalam teks cerita sejarah dapat memberikan nilai tambah. Terkadang, kata atau frasa dalam bahasa asing tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasa Indonesia, sehingga penggunaan bahasa asing pun menjadi sebuah solusi.
Membuat Rangkuman
Beberapa orang berpikir bahwa dalam menyusun teks cerita sejarah, langkah-langkah yang perlu diikuti adalah membuat rangkuman dari beberapa sumber. Namun, sebenarnya membuat rangkuman bukanlah langkah yang benar. Seorang penulis sejarah seharusnya melakukan riset secara lengkap dan mendalam untuk menghasilkan sebuah teks cerita sejarah yang akurat dan berimbang.
Memasukkan Fakta yang Salah
Teks cerita sejarah haruslah akurat dan sesuai dengan fakta yang ada. Namun, terkadang ada orang yang berpikir bahwa memasukkan fakta yang salah dapat membuat teks cerita sejarah menjadi lebih menarik. Namun, hal ini tentunya sangat keliru. Sebuah teks cerita sejarah yang mengandung fakta yang salah justru akan menghilangkan kepercayaan pembaca pada penulis.
Menghindari Penggunaan Referensi
Seorang penulis sejarah seharusnya selalu menyertakan referensi dalam teks cerita sejarah yang dibuatnya. Namun, banyak orang yang berpikir bahwa penggunaan referensi tidak penting dan dapat diabaikan. Padahal, referensi sangat penting untuk memastikan keakuratan dan kebenaran informasi yang disampaikan dalam teks cerita sejarah.
Menggunakan Gaya Bahasa Formal
Salah satu hal yang sering dianggap sebagai langkah-langkah dalam menyusun teks cerita sejarah adalah menggunakan gaya bahasa formal. Namun, sebenarnya penggunaan gaya bahasa formal tidak selalu diperlukan dalam teks cerita sejarah. Seorang penulis sejarah dapat menggunakan gaya bahasa yang lebih santai dan mudah dipahami agar pembaca lebih mudah mengerti tentang isi teks cerita sejarah yang sedang dibuat.
Menghindari Penggunaan Gambar
Gambar dapat memberikan nilai tambah pada teks cerita sejarah yang dibuat. Namun, terkadang ada orang yang berpikir bahwa penggunaan gambar tidak penting dan dapat diabaikan. Padahal, gambar dapat membantu pembaca untuk lebih memahami dan mengenal lebih dekat tentang tokoh atau peristiwa yang dibahas dalam teks cerita sejarah.
Tidak Mencantumkan Sumber
Tidak mencantumkan sumber dalam teks cerita sejarah adalah kesalahan besar yang harus dihindari. Seorang penulis sejarah harus selalu mencantumkan sumber yang digunakan dalam membuat teks cerita sejarah. Hal ini penting agar pembaca dapat mengetahui sumber informasi yang digunakan dan memastikan kebenaran informasi yang disampaikan.
Menghindari Penyajian yang Menarik
Salah satu hal yang sering diabaikan dalam menyusun teks cerita sejarah adalah penyajian yang menarik. Terkadang, seorang penulis sejarah terlalu fokus pada keakuratan informasi dan melupakan cara penyampaian informasi yang menarik. Padahal, penyajian yang menarik dapat membantu pembaca untuk lebih terlibat dalam membaca teks cerita sejarah yang dibuat.
Tidak Merujuk pada Waktu
Teks cerita sejarah haruslah ditulis dengan mengacu pada waktu yang pasti. Namun, terkadang ada orang yang berpikir bahwa merujuk pada waktu tidak penting dan dapat diabaikan. Padahal, merujuk pada waktu sangat penting untuk memastikan keakuratan kronologi dalam teks cerita sejarah yang dibuat.
Tidak Membuat Outline
Seorang penulis sejarah seharusnya membuat outline sebelum mulai menulis teks cerita sejarah. Namun, terkadang ada orang yang berpikir bahwa membuat outline tidak penting dan dapat diabaikan. Padahal, membuat outline dapat membantu seorang penulis sejarah untuk lebih terstruktur dan terorganisir dalam menyusun teks cerita sejarah.
Tidak Menjaga Keseimbangan
Seorang penulis sejarah harus selalu menjaga keseimbangan dalam teks cerita sejarah yang dibuat. Keseimbangan antara informasi, sudut pandang, dan sumber haruslah dijaga agar teks cerita sejarah yang dibuat tidak terkesan bias atau tidak berimbang.
Tidak Mencantumkan Catatan Kaki
Catatan kaki adalah hal yang sangat penting dalam teks cerita sejarah. Namun, terkadang ada orang yang berpikir bahwa mencantumkan catatan kaki tidak penting dan dapat diabaikan. Padahal, catatan kaki dapat membantu pembaca untuk lebih memahami dan mengetahui sumber informasi yang digunakan dalam teks cerita sejarah yang dibuat.
Tidak Menggunakan Referensi yang Dapat Dipercaya
Seorang penulis sejarah harus selalu menggunakan referensi yang dapat dipercaya dalam menyusun teks cerita sejarah. Namun, terkadang ada orang yang menggunakan referensi yang tidak dapat dipercaya atau tidak valid. Hal ini tentunya sangat keliru dan dapat merusak kepercayaan pembaca pada penulis.
Tidak Melakukan Penelitian yang Mendalam
Melakukan penelitian yang mendalam adalah hal yang sangat penting dalam menyusun teks cerita sejarah. Namun, terkadang ada orang yang hanya melakukan riset yang sekilas saja atau bahkan tidak melakukan riset sama sekali. Hal ini tentunya sangat keliru dan dapat menghasilkan teks cerita sejarah yang tidak akurat dan tidak berimbang.
Tidak Membahas Sudut Pandang yang Berbeda
Dalam menyusun teks cerita sejarah, seorang penulis seharusnya membahas sudut pandang yang berbeda. Namun, terkadang ada orang yang hanya membahas sudut pandang yang satu saja. Hal ini tentunya sangat keliru dan dapat menghasilkan teks cerita sejarah yang tidak berimbang.
Tidak Membahas Peristiwa yang Kontroversial
Dalam menyusun teks cerita sejarah, seorang penulis seharusnya membahas peristiwa yang kontroversial. Namun, terkadang ada orang yang tidak membahas peristiwa yang kontroversial karena takut atau karena alasan tertentu. Hal ini tentunya sangat keliru dan dapat menghasilkan teks cerita sejarah yang tidak berimbang.
Tidak Membuat Kesimpulan yang Jelas
Seorang penulis sejarah harus selalu membuat kesimpulan yang jelas dalam teks cerita sejarah yang dibuat. Namun, terkadang ada orang yang tidak membuat kesimpulan yang jelas atau bahkan tidak membuat kesimpulan sama sekali. Hal ini tentunya sangat keliru dan dapat membuat pembaca merasa kebingungan tentang isi teks cerita sejarah yang telah dibaca.
Tidak Menggunakan Bahasa yang Mudah Dipahami
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami adalah hal yang sangat penting dalam menyusun teks cerita sejarah. Namun, terkadang ada orang yang menggunakan bahasa yang sulit dipahami atau menggunakan bahasa yang terlalu formal. Hal ini tentunya sangat keliru dan dapat membuat pembaca merasa kesulitan untuk memahami isi teks cerita sejarah yang telah dibaca.
Tidak Membahas Konteks Sosial dan Politik
Konteks sosial dan politik adalah hal yang sangat penting dalam menyusun teks cerita sejarah. Namun, terkadang ada orang yang tidak membahas konteks sosial dan politik karena alasan tertentu. Hal ini tentunya sangat keliru dan dapat menghasilkan teks cerita sejarah yang tidak berimbang.
Tidak Membahas Peran Tokoh-tokoh Sejarah
Dalam menyusun teks cerita sejarah, seorang penulis seharusnya membahas peran tokoh-tokoh sejarah. Namun, terkadang ada orang yang tidak membahas peran tokoh-tokoh sejarah karena alasan tertentu. Hal ini tentunya sangat keliru dan dapat menghasilkan teks cerita sejarah yang tidak berimbang.
Kesimpulan
Dalam menyusun teks cerita sejarah, terdapat beberapa hal yang bukan langkah-langkah yang benar. Hal-hal tersebut antara lain menghindari penggunaan bahasa asing, membuat rangkuman, memasukkan fakta yang salah, menghindari penggunaan referensi, menggunakan gaya bahasa formal, menghindari penggunaan gambar, tidak mencantumkan sumber, tidak membuat outline, tidak menjaga keseimbangan, tidak mencantumkan catatan kaki, tidak menggunakan referensi yang dapat dipercaya, tidak melakukan penelitian yang mendalam, tidak membahas sudut pandang yang berbeda, tidak membahas peristiwa yang kontroversial, tidak membuat kesimpulan yang jelas, tidak menggunakan bahasa yang mudah dipahami, tidak membahas konteks sosial dan politik, dan tidak membahas peran tokoh-tokoh sejarah. Oleh karena itu, seorang penulis sejarah harus selalu berhati-hati dalam menyusun teks cerita sejarah dan menghindari hal-hal yang tidak benar.