Banyak sekali peristiwa sejarah yang telah terjadi di Tanah Air, termasuk di masa penjajahan Jepang. Tentunya, banyak hal yang perlu diketahui, salah satunya adalah bagaimana sikap kaum pergerakan terhadap penjajahan yang dilakukan Jepang. Berikut ulasan lengkapnya.
Sikap Kaum Pergerakan Terhadap Kedatangan Jepang
Pada awalnya, kedatangan Jepang di Indonesia mendapat sambutan yang positif dari kaum pergerakan. Pasalnya, Jepang dianggap sebagai negara yang dapat membantu Indonesia merdeka dari penjajahan Belanda. Kaum pergerakan bahkan membentuk organisasi yang bernama ‘Peta’ (Pembela Tanah Air) yang bekerja sama dengan tentara Jepang untuk melawan penjajah Belanda.
Perubahan Sikap Kaum Pergerakan Terhadap Jepang
Namun, semakin lama, sikap kaum pergerakan mulai berubah terhadap pemerintah Jepang. Ini dikarenakan pemerintah Jepang mulai menunjukkan sifatnya yang sebenarnya. Mereka mulai menindas rakyat Indonesia, seperti memaksa rakyat untuk bekerja paksa, mengambil alih hasil bumi Indonesia, serta merampas kebebasan berbicara dan berpendapat.
Kaum pergerakan pun mulai merasa kecewa dan marah terhadap pemerintah Jepang. Mereka merasa telah dibohongi dan dijadikan alat untuk kepentingan Jepang semata. Oleh karena itu, mereka mulai menuntut kemerdekaan Indonesia dari Jepang dan menentang segala bentuk penjajahan.
Sikap Kaum Pergerakan Selama Perang Dunia II
Perang Dunia II yang melibatkan Jepang dan sekutunya, termasuk Amerika Serikat, membuat situasi di Indonesia semakin tidak aman. Kaum pergerakan pun memilih untuk melawan Jepang dengan membentuk gerakan perlawanan. Mereka membentuk pasukan perlawanan yang dikenal sebagai ‘PETA’ (Pembela Tanah Air).
Namun, gerakan perlawanan ini tidak berjalan dengan mudah. Pemerintah Jepang sangat keras dalam menindak gerakan perlawanan tersebut. Mereka melakukan penangkapan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap anggota gerakan perlawanan.
Sikap Kaum Pergerakan Setelah Jepang Menyerah
Setelah Jepang menyerah, kaum pergerakan mulai berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan Indonesia. Mereka membentuk pemerintahan sementara yang dikenal sebagai ‘Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia’ (BPUPKI) dan kemudian membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya dari Jepang. Namun, kemerdekaan Indonesia belum diakui secara internasional. Kaum pergerakan pun terus berjuang untuk mengakui kemerdekaan Indonesia, termasuk melalui perundingan dengan Belanda yang kemudian dikenal sebagai ‘Perjanjian Linggarjati’.
Kesimpulan
Sikap kaum pergerakan terhadap penjajahan Jepang mengalami perubahan dari awalnya positif menjadi negatif. Mereka mulai menyadari bahwa pemerintah Jepang tidak benar-benar membantu Indonesia merdeka, melainkan hanya memanfaatkan Indonesia untuk kepentingannya sendiri.
Ketika Jepang mulai menindas rakyat Indonesia, kaum pergerakan pun memilih untuk melawan dengan membentuk gerakan perlawanan. Setelah Jepang menyerah, mereka terus berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan Indonesia.
Sekian ulasan mengenai bagaimana sikap kaum pergerakan terhadap penjajahan yang dilakukan Jepang. Semoga ulasan ini dapat menambah pengetahuan kita tentang sejarah Indonesia. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya.